Senin, 12 Desember 2011

Athink = Hajar 10 lagu dalam 2 Hari!

BANDUNG (1/12/11) - “Lega, seperti pucat bisul!” jawab Athink ketika ditanya gimana perasaannya setelah menyelesaikan sesi rekaman drum untuk album Alone At Last* yang ketiga. Athink menyelesaikan rekaman drum untuk 10 lagu dalam waktu 2 hari di Studio Kill, Bandung 22-23 November kemarin. “He’s a fuckin, Robot!” Komentar Yas. Well, he was a robot indeed! Waktu dua hari ini termasuk setting drum, dan pengaturan line yang menghabiskan waktu seharian.
Produksi album ketiga dengan waktu dan budget yang sangat terbatas ini memaksa Athink untuk menyelesaikan seluruh materi lagu dalam waktu yang sangat singkat. Seluruh lagu yang direkam ia selesaikan dengan rapih, teratur, kreatif, dan inovatif. Wa Gagan, seorang veteran Harder dan FAF yang bertugas sebagai sound engineernya AAL setiap manggung, dan kali ini, dalam proses rekaman, memberikan komentar positifnya tentang proses rekaman drum Athink: “Athink lebih bisa menjaga beat sekarang.” (Maklum, dibesarkan di lingkungan punk rock yg cenderung DIY ketika menabuh drum hehe..).
Menurut Ubey, sebagai drummer, Athink dikenal paling fleksibel dengan musik yang sudah diciptakan. Ubey yang setia menemani Athink dalam proses rekaman dari pagi hingga malam selama 2 hari berturut-turut bahkan meminta Athink agar mengikuti konsep drum yang sangat rumit dalam salah satu lagu yang ia ciptakan. Saking rumitnya, menurut saya akan sulit sekali bagi orang lain untuk bisa ngikutin drum style nya Athink khusus dalam lagu yang satu ini (Ah, tapi aya wae sih nu bisa jigana…hahaha!).
Mengenai konsep album ketiga, banyak diantara teman-teman kita yang mengatakan bahwa konsep lagu-lagu baru ini sangat kuat dengan karakter AAL* di album “Sendiri Vs. Dunia E.P” yang dirilis tahun 2004. Mungkin ini karena beberapa musik yang dibuat dalam album ini kental dengan karakter musik saya yang sederhana dan catchy (#halah narsis! hahaha). Begitupun ketika saya kembali bergabung dengan AAL* di tahun 2008 menggantikan Aki Bahe (ampun He!).
Dalam album “Sendiri Vs. Dunia E.P” (2004), terdapat paduan antara karakter gitar saya dengan Bahe, yang menghasilkan karakter musik AAL* yang pertama. Kemudian berubah pada album “Jiwa” (2008) ketika Ucay bergabung dengan AAL* menggantikan posisi saya yang berangkat studi ke Australia. Dalam album jiwa rintihan dan cabikan melodi gitar Ucay sangat kental dengan nuansa belantikanya. Akan sangat menarik bagaimana melihat dan mendengar hasil kolaborasi gitar Ucay dengan saya dalam album yang ketiga ini. Akan lain sekali tentunya. Jika teman-teman bilang karakter lagu-lagu dalam album baru ini mirip dengan yang di “Sendiri Vs. Dunia EP”, maka bagaimana jadinya nuansa EP dalam komposisi musik baru AAL* yang baru ini?
Ketika ditanya mengenai harapan dari album ketiga yang akan segera dirilis ini Athink berharap bahwa materi-materi lagu yang dibuat agar dapat diterima dan disukai oleh kalangan yang lebih luas. Kelebihan dari album ini tampaknya dari jumlah ke-cachy-annya lagu-lagunya. Sedangkan kekurangannya, menurut Ubey, “Athink gak punya rambut!” Hahahaha Komentar itupun akhirnya menutup wawancara dengan Athink dan personil yang hadir di Studio Kill malam itu. [papski]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar